Kamis, 03 Maret 2011

Menjelajah Istana Cleopatra di Dasar Laut

Kompleks istana dan kuil Isis ini sempat terlupakan selama 2.000 tahun.
Puing-puing di dasar laut, yang diduga adalah bekas istana Cleopatra (AP Photo/Franck Goddio & Hilti Foundation, Christoph Gerigk)
 
news - Misteri istana Cleopatra di dasar laut kian terkuak. Dalam suatu misi penyelaman, Selasa 25 Mei 2010, tim ilmuwan mendapat temuan-temuan penting di reruntuhan bangunan di bawah laut, yang diyakini merupakan Kompleks istana dan Kuil Isis, tempat di mana ratu Mesir Kuno pernah bertahta.

Reruntuhan itu berada di dasar laut sekitar Pulau Anthirodos, yang terletak di dekat kota pelabuhan Alexandria, Mesir. Barang-barang berharga dari reruntuhan istana itu, yang pertama kali ditemukan pada 1996, akan dipamerkan di Amerika Serikat (AS) mulai awal Juni mendatang. 

Para penyelam berenang di antara tumpukan batu kapur yang tenggelam ke dasar laut akibat gempa bumi dan tsunami lebih dari 1.600 tahun lalu. Tim penyelam dari sejumlah negara ini susah payah menggali salah satu situs arkeologi bawah laut paling kaya di dunia itu.

Mereka pun mengambil artifak-artifak mengagumkan peninggalan era Cleopatra, yang dikenal sebagai dinasti terakhir penguasa Mesir Kuno sebelum dijajah oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 30 Sebelum Masehi (SM).

Menggunakan perangkat teknologi mutakhir, tim mendeteksi reruntuhan banguan yang terkubur jauh di bawah sedimen sisa pelabuhan. Akhirnya tim penyelam mengonfirmasi keakuratan deskripsi mengenai kota Alexandria, yang ditinggalkan oleh para pakar geografi dan ahli sejarah Yunani sekitar 2.000 tahun lalu.

Sejak awal 1990-an, survei topografi memungkinkan tim peneliti yang dipimpin arkeolog bawah laut Prancis, Franck Goddio, untuk menaklukkan pelabuhan Alexandria yang jarak pandangnya sangat kurang. "Lokasi ini merupakan situs unik di dunia," kata Goddio yang telah melewatkan dua dekade untuk mencari kota yang hilang tersebut.

Eksplorasi ini membawa tim penyelam mengunjungi kompleks istana dan kuil Isis. Di tempat itulah Cleopatra menjalin hubungan asmara dengan jenderal Romawi, Markus Antonius (Mark Antony). Mereka konon bunuh diri menyusul kekalahan Antonius dari mantan sekutunya, Oktavianus, dalam Perang Saudara. Oktavianus kemudian tampil memimpin Romawi dengan nama Kaisar Augustus.

Tim penyelam menemukan sejumlah tempat utama dalam kehidupan dramatis pasangan Cleopatra-Antony, termasuk Timonium, tempat di mana Antony menarik diri dari dunia luar setelah menelan kekalahan dari Oktavianus. Bangunan tersebut belum rampung dikerjakan karena Antony terlanjur bunuh diri.

Mereka juga menemukan batu berbentuk kepala berukuran besar, yang diduga kuat sebagai Caesarion, putra Cleopatra dan kekasihnya sebelum Antony, Julius Caesar. Tim juga menemukan dua patung sphinx yang salah satu di antaranya kemungkinan merupakan gambaran ayah Cleopatra, Ptolemy XII.

Penemuan di perairan Alexandria ini akan dipamerkan di Franklin Institute, Philadelphia, Amerika Serikat (AS) dari 5 Juni 2010 hingga 2 Januari 2011 dalam pameran bertajuk "Cleopatra: The Search for the Last Queen of Egypt". Pameran kemudian akan berlanjut ke kota-kota lain di Amerika Utara. (Associated Press)

Terungkap, Pembunuhan 1.700 Tahun Lalu?

Sebuah mumi berusia 1.700 tahun diduga menyimpan misteri kelam. Pembunuhan.
Mumi (doc. Corbis)
 
news -- Sebuah mumi Mesir berusia 1.700 tahun menyimpan sebuah misteri. Siapapun identitas mumi itu, ia diduga tewas tak wajar.

Mumi itu adalah seorang anak kecil yang hidup sekitar 350 tahun sebelum Masehi. Sabtu lalu, para ilmuwan melakukan pemindaian (scan) untuk mengetahui jenis kelaminnya.

Awalnya, pada pengujian pertama 17 tahun lalu, mumi yang disimpan di Museum Saffron Walden di Essex, Inggris diduga sebagai bocah laki-laki.

Uji sinar X dilakukan setelah Dr Christina Riggs, dari University of East Anglia meneliti mumi itu.

Ia mengatakan, pita yang  membungkus mumi serupa dengan pita yang digunakan untuk  membungkus mumi perempuan di Thebes dalam  periode waktu yang relatif sama.

Belakangan, hasil scan mengungkapkan ia kemungkinan besar adalah seorang gadis kecil.

Tak hanya itu, pemindaian dengan sinar X di Addenbrooke's Hospital, Cambridge, Inggris, mengungkap sebuah rahasia kelam. Bocah itu mungkin tewas secara mengenaskan.

Investigasi menyebutkan, bocah yang jenis kelaminnya belum dipastikan itu mengalami pecah di bagian tengkorak dan tulang lehernya patah sebelum meninggal.

Ahli radiografi syaraf, Halina Szutowicz menduga, bocah itu dibunuh.

Meski, "ini bisa jadi karena jatuh atau kecelakaan, seperti yang umum terjadi pada kematian anak. Tapi kami tak bisa memutuskannya," kata dia seperti dimuat Daily Mail.

Namun, "ada banyak luka yang mungkin berujung pada kematian anak ini. Kami belum yakin, tapi kami punya dugaan. Kami masih menunggu pendapat radiologis sebelum mengumumkan hasil pastinya."

Para ilmuwan merasa beruntung melakukan pemindaian pada tubuh mumi itu. "Ini sangat istimewa, untuk bisa sedekat ini dengan sesuatu yang sangat kuno," tambah Szutowicz.

Menjelajah Istana Cleopatra di Dasar Laut

Kompleks istana dan kuil Isis ini sempat terlupakan selama 2.000 tahun.
Puing-puing di dasar laut, yang diduga adalah bekas istana Cleopatra (AP Photo/Franck Goddio & Hilti Foundation, Christoph Gerigk)
news - Misteri istana Cleopatra di dasar laut kian terkuak. Dalam suatu misi penyelaman, Selasa 25 Mei 2010, tim ilmuwan mendapat temuan-temuan penting di reruntuhan bangunan di bawah laut, yang diyakini merupakan Kompleks istana dan Kuil Isis, tempat di mana ratu Mesir Kuno pernah bertahta.

Reruntuhan itu berada di dasar laut sekitar Pulau Anthirodos, yang terletak di dekat kota pelabuhan Alexandria, Mesir. Barang-barang berharga dari reruntuhan istana itu, yang pertama kali ditemukan pada 1996, akan dipamerkan di Amerika Serikat (AS) mulai awal Juni mendatang. 

Para penyelam berenang di antara tumpukan batu kapur yang tenggelam ke dasar laut akibat gempa bumi dan tsunami lebih dari 1.600 tahun lalu. Tim penyelam dari sejumlah negara ini susah payah menggali salah satu situs arkeologi bawah laut paling kaya di dunia itu.

Mereka pun mengambil artifak-artifak mengagumkan peninggalan era Cleopatra, yang dikenal sebagai dinasti terakhir penguasa Mesir Kuno sebelum dijajah oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 30 Sebelum Masehi (SM).

Menggunakan perangkat teknologi mutakhir, tim mendeteksi reruntuhan banguan yang terkubur jauh di bawah sedimen sisa pelabuhan. Akhirnya tim penyelam mengonfirmasi keakuratan deskripsi mengenai kota Alexandria, yang ditinggalkan oleh para pakar geografi dan ahli sejarah Yunani sekitar 2.000 tahun lalu.

Sejak awal 1990-an, survei topografi memungkinkan tim peneliti yang dipimpin arkeolog bawah laut Prancis, Franck Goddio, untuk menaklukkan pelabuhan Alexandria yang jarak pandangnya sangat kurang. "Lokasi ini merupakan situs unik di dunia," kata Goddio yang telah melewatkan dua dekade untuk mencari kota yang hilang tersebut.

Eksplorasi ini membawa tim penyelam mengunjungi kompleks istana dan kuil Isis. Di tempat itulah Cleopatra menjalin hubungan asmara dengan jenderal Romawi, Markus Antonius (Mark Antony). Mereka konon bunuh diri menyusul kekalahan Antonius dari mantan sekutunya, Oktavianus, dalam Perang Saudara. Oktavianus kemudian tampil memimpin Romawi dengan nama Kaisar Augustus.

Tim penyelam menemukan sejumlah tempat utama dalam kehidupan dramatis pasangan Cleopatra-Antony, termasuk Timonium, tempat di mana Antony menarik diri dari dunia luar setelah menelan kekalahan dari Oktavianus. Bangunan tersebut belum rampung dikerjakan karena Antony terlanjur bunuh diri.

Mereka juga menemukan batu berbentuk kepala berukuran besar, yang diduga kuat sebagai Caesarion, putra Cleopatra dan kekasihnya sebelum Antony, Julius Caesar. Tim juga menemukan dua patung sphinx yang salah satu di antaranya kemungkinan merupakan gambaran ayah Cleopatra, Ptolemy XII.

Penemuan di perairan Alexandria ini akan dipamerkan di Franklin Institute, Philadelphia, Amerika Serikat (AS) dari 5 Juni 2010 hingga 2 Januari 2011 dalam pameran bertajuk "Cleopatra: The Search for the Last Queen of Egypt". Pameran kemudian akan berlanjut ke kota-kota lain di Amerika Utara. (Associated Press)

Ditemukan, Pintu Bagi Orang Mati

Tembok bermotif pintu itu diduga dibuat pada 3.500 tahun lampau semasa Kerajaan Mesir Kuno
Potongan tembok bermotif pintu dari sebuah piramida di Mesir (AP Photo/Supreme Council of Antiquities)
news - Tim arkeolog di Mesir menemukan potongan tembok kuno berbentuk pintu dari sebuah bangunan makam seorang pejabat tinggi. Bagi rakyat Mesir kuno, motif pintu itu dibuat untuk membantu arwah yang bersangkutan menuju kehidupan setelah mati.

Demikian ungkap pihak berwenang Mesir saat mengumumkan penemuan di Kuil Karnak, Luxor, Senin 29 Maret 2010. Tembok bermotif pintu itu diduga dibuat pada 3.500 tahun lampau.

Pintu-pintu serupa ditemukan di hampir semua kuburan Mesir kuno dengan tujuan untuk mengantarkan jiwa orang yang telah wafat ke kehidupan setelah mati, atau sebaliknya membawa jiwa tersebut kembali ke dunia.

Pintu yang baru ditemukan tersebut memiliki tinggi sekitar 1,75 meter dan terbuat dari lempengan granit merah muda yang diukir dengan teks-teks religius. Pintu itu ditemukan di makam pejabat bernama User, seorang penasehat Ratu Hatshepsut, yang sangat berkuasa dan memerintah pada abad 15 Sebelum Masehi (SM). Makam ratu dari Kerajaan Baru tersebut berada di kuil terkenal di dekat Luxor.

User menduduki posisi penasehat selama 20 tahun. Dia juga memperoleh gelar pangeran dan menjabat sebagai walikota Luxor. Kemungkinan besar User mewarisi jabatan tersebut dari ayahnya. Jabatan penasehat sangat penting pada masa itu karena dia yang bertanggung jawab atas birokrasi kerajaan.

Hal lain yang menggarisbawahi pentingnya posisi tersebut adalah makam User yang terletak di tepi barat Sungai Nil di Luxor di mana raja dan ratu kerajaan juga dimakamkan. Sebuah kapel yang didedikasikan untuk User juga ditemukan di pebukitan di wilayah selatan dekat Aswan.

Pintu batu tersebut berada jauh dari makamnya dan kemungkinan telah dipindahkan dari makam, lalu disatukan ke dinding pada bangunan era Romawi lebih dari seribu tahun kemudian.
Pintu lain ditempatkan di dinding barat makam dengan menghadap meja persembahan di mana makanan dan minuman diletakkan bagi jiwa orang yang meninggal. (Associated Press)

Rabu, 02 Maret 2011

57 Makam Kuno Mesir Ditemukan

Penemuan arkeolog itu disampaikan Dewan Tertinggi Barang Antik Mesir.
Sebuah mumi dari kuburan di Mesir yang diduga telah berumur 2.600 tahun (AP Photo/Supreme Council of Antiquities)

VIVAnews - Sebanyak 57 makam kuno Mesir ditemukan. Sebagian besar berupa peti mayat dari kayu berhias corak dengan mumi di dalamnya.

Seperti diberitakan Associated Press (AP) edisi Minggu 23 Mei 2010, penemuan ini memberi pengetahuan baru khazanah kepercayaan kuno Mesir.

Penemuan arkeolog itu disampaikan Dewan Tertinggi Barang Antik Mesir. Dewan menjelaskan, kuburan paling tua bertanggal sekitar 2750 tahun sebelum masehi.

Pada periode itu diperkirakan pada masa dinasti pertama dan kedua Mesir. Sebanyak 12 diantaranya diketahui merupakan makam penguasa dinasti ke-18 yang memerintah Mesir pada abad Kedua sebelum masehi.

Kepala Arkeologi Mesir Zahi Hawass mengatakan, mumi-mumi yang berasal dari dinasti ke-18 ditutupi dalam linen bertuliskan mantra dari Kitab Kematian. Mumi-mumi itu juga diberi gambar sosok dewa-dewa kuno Mesir.

Abdel Rahman El-Aydi, kepala misi penemuan arkeologi mengatakan hal serupa. Bahwa makam-makam itu dihiasi dengan teks religius. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, teks itu akan membantu arwah agar tidak tersesat ke alam neraka.

Pada 31 kuburan bertanggal antara 2030-1840 sebelum masehi, arkeolog menemukan gambar dewa-dewa kuno Mesir yang berbeda. Dewa-dewa itu seperti Horus, Hathor, Khnum, dan Amun, sebagai hiasan.

Dewan juga mengatakan penemuan ini didapat dari penggalian di Lahoun, Fayoum. Lokasinya, berjarak sekitar 70  mil atau sekitar 100 kilometer sebelah selatan Kairo. Tahun lalu, sebanyak 53 makam batu dengan beragam tanggal masa-masa kuno juga ditemukan di wilayah itu. (jn)

FOTO: Misteri Mumi China

Meski tak setenar mumi Mesir, mumi China yang ditemukan di Tarim Basin, menarik perhatian.


Mumi yang ditemukan di daratan China. (AP Photo/ Jae C. Hong)
 
 
VIVAnews - Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat menggelar pameran bertema 'Rahasia Jalan Sutra'. Pameran ini mengungkap misteri mumi China.

Meski tidak setenar mumi-mumi Mesir, mumi China yang ditemukan di Tarim Basin, wilayah sebelah barat China, tetap menarik perhatian.

Salah satunya, seperti dikutip dari Associated Press, adalah 'Si Cantik dari Xiaohe'. Mumi ini berkulit putih. Yang tidak biasa, matanya bulat. Mumi ini juga berambut panjang. Cirinya lebih mirip orang Eropa daripada suku yang hidup di China.

Kecantikannya terlihat jelas di wajah mumi ini. Bulu matanya lentik, hidungnya bangir, bibirnya tipis dan dagunya lancip. Tulang pipinya terlihat tinggi.

Selain itu juga dipamerkan mumi seorang bayi. Pameran ini mengundang minat pengunjung di universitas tersebut. Penasaran?
Lihat mumi 'Si cantik dari Xiaohe' di sini.

Baca Juga